LEAVE YOUR COMENT ^_^

HTML Comment Box is loading comments...

Followers

Photo Flipbook Slideshow Maker
Glitterfy.com - Photo Flipbooks Glitter Photos

* AYAT ALQURAN *

- ASMAUL HUSNA-

My Profile

My photo
A simple person who wants to do what she can do.Never give up with the situation but try to get up and be better than before .. Be Positive & Do The Best !

Chat with Me @ YM

    Lets Follow Me :)

    Last Blogging

    Kenangan Taufik di Pelatnas

    Taufik Hidayat , Bad Boy yang Sekaligus Golden Boy PB PBSI
    Kini Dia Memilih Terbang Sendiri



    Banyak prestasi yang sudah ditorehkan Taufik Hidayat bagi Indonesia. Sekarang dia memilih tak lagi berada di pelatnas. Regenerasi menjadi alasan dia mengambil keputusan tersebut.

    Tak seperti biasa, Taufik Hidayat menggunakan lapangan latihan jauh dari pintu masuk Pusat Bulu Tangkis PB PBSI di Cipayung, Jakarta Timur. Dia juga tak berlatih dengan sesama tunggal pria.

    Justru, dia bergabung dengan para pemain ganda di sudut lain. Tak disangka, itu menjadi kali terakhir Taufik mengayunkan raket di pelatnas Cipayung. Kali terakhir berlatih bersama rekan-rekan sesama pelatnas. Menjadi bagian dalam tim elite bulu tangkis tanah air selama 12 tahun dilakoninya.
    waktu terakhir saya berlatih di pelatnas. Saya akui itu berat. Tapi, mungkin itu yang terbaik

    Kabid Binpres PB PBSI Lius Pongoh menyatakan, Taufik sudah memberikan keterangan resmi tak masuk pelatnas. Namun, Taufik masih enggan memberikan keterangan.

    Barulah sehari kemudian (30/1), dia membenarkan pernyataan itu. ''Ya, kemarin menjadi agi saya dan (PB) PBSI,'' ucap Taufik membuka percakapan.

    Bukan tak disengaja, Taufik mengadakan acara siang itu. Dia tak ingin namanya hilang begitu saja seperti para mantan atlet yang tak diingat meski memiliki karir mendunia semasa menjadi atlet.

    Pernyataan itu sekaligus menegaskan langkah Taufik setelah sebulan lalu dipinang PB PBSI untuk kembali bergabung di pelatnas. Karir Taufik di pelatnas memang cukup panjang.�Selama 12 tahun, dia bergaung di sana.

    ''Itu proses panjang dan berliku-liku,'' imbuh dia. Rabu siang itu digunakannya untuk berpamitan kepada pengurus yang ada, Lius, dan Kasubid Pelatnas Christian Hadinata serta seluruh karyawan mulai cleaning service hingga tukang cuci. ''Tapi, belum semuanya bisa saya pamiti. Kemarin tidak sempat mengumpulkan semua,'' ucapnya.

    Ami Gumelar, istri Taufik, tak menyangkal malam sebelumnya, sepulang dari pelatnas, suasana di kediaman mereka sangat tegang. ''Taufik menceritakan saat-saat terakhirnya di pelatnas dengan berkaca-kaca. Tapi, semua ini harus kami hadapi bersama. Ini sudah wacana lama, bukan keputusan emosional,'' ucap Ami.

    Taufik memang tumbuh dan besar di sana setelah bergabung dengan PB SGS Elektrik Bandung. Berbagai prestasi prestisius, sikap kontroversial hingga kisah cintanya terukir di sana.

    Mulai menjadi ketua panitia Idul Adha, ketua panitia 17-an, sampai harus berjuang memperebutkan gelar juara Olimpiade serta kejuaraan dunia pernah menjadi kewajiban yang diemban Taufik. Medali emas Olimpiade itu pula yang membuat Taufik sudah ingin gantung raket.

    Di usia emasnya kala itu, pria kelahiran Bandung, 10 Agustus 1981, tersebut sudah berpikir mundur. ''Saya sudah berkonsultasi dengan orang tua, tapi mereka minta saya meneruskan dulu. Seiring berjalannya waktu, saya ternyata masih bisa memberikan prestasi untuk bangsa Indonesia,'' kenangnya.

    Setelah Olimpiade itu, Taufik justru menjadi tumpuan Indonesia. Setahun kemudian, dia menjadi juara dunia. Lantas, Asian Games juga masih dikuasainya. ''Sekaranglah waktu yang tepat. PBSI butuh regenerasi, utamanya tunggal pria,'' jelas Taufik.

    Dia juga membenarkan tak dipanggilnya Mulyo Handoyo, pelatih Taufik, ke pelatnas menjadi salah satu penyebab kebulatan tekadnya meninggalkan pelatnas. ''Tapi, bukan alasan pertama atau kedua. Karir Pak Mulyo masih lama, sedangkan saya sebagai pemain ada batasnya,'' ungkap Taufik.

    Juara enam kali Indonesia Terbuka itu masih bertekad menekuni bulu tangkis. Minimal delapan super series bakal dilakoni.

    Nah, di luar sana, Taufik tetap akan menggandeng manajemen yang dibentuk oleh teman-teman dan keluarganya. Untuk itu, ayah Natarina Alika Hidayat tersebut harus siap bekerja lebih keras.

    Maklum, semua biaya akomodasi, transportasi, dan pendaftaran menjadi tanggung jawabnya. Begitu pula tempatnya berlatih.

    ''Justru itulah yang menjadi motivasi agar saya berprestasi lebih baik. Masa emas saya sudah lewat.�Kini tinggal bagaimana saya memelihara yang saya miliki,'' tegas Taufik.

    Meski tak lagi masuk pelatnas, Taufik tidak akan meninggalkan Indonesia. Dia tetap akan membawa bendera Merah Putih dalam tiap turnamen yang diikuti.

    ''Keluarga kami sangat Merah Putih. Tidak mungkin Taufik berganti warga negara,'' tegas Ami.(femi diah/diq)
    leer más...

    Surat Pernyataan Taufik Hidayat


    STATEMENT RELEASE TAUFIK HIDAYAT

    Jakarta, 30 Januari 2009

    12 Tahun sudah saya mengalami berlatih, bermain, dan hidup di kompleks bulutangkis tercinta, Cipayung. Selama kurun waktu itu pula PB PBSI memberikan saya kesempatan untuk berbagi suka dan duka, merasakan kekalahan serta kemenangan. PB PBSI sebagai induk organisasi bulutangkis tertinggi di Indonesia telah mengajarkan saya banyak hal; tentang solidaritas, tentang jiwa besar, tentang kemandirian, tentang menyikapi baik dan buruk, serta yang paling utama adalah ajaran mengenai kebanggaan dengan harga diri yang tinggi saat memandang Bendera Merah Putih berkibar jauh di ujung tiang tertinggi, karena Menang adalah Sikap.

    Solidaritas, kebersamaan dan ikatan batin yang terjalin antara saya dengan lingkungan di Pelatnas sangat tinggi. Kami berbagi banyak hal dan bermacam peristiwa kekalahan dan kemenangan. Setelah 12 tahun berada di Pelatnas, pada akhirnya semuanya sudah tidak terasa seperti hubungan pekerjaan, namun lebih seperti sebuah keluarga besar.

    Untuk meninggalkan keluarga saya di Cipayung bukan hal yang mudah. Akan tetapi dengan maksud untuk mendorong regenerasi atlit yang berada dalam lingkup PB PBSI, Maka saya mengambil keputusan untuk bermain sendiridi luar naungan PB PBSI. Dengan harapan akan terciptanya estafet supremasi dan dapat mendorong "beban" akselerasi prestasi junior-junior saya. Mereka juga berhak mendapatkan kepercayaan untuk menjadi tumpuan harapan, seperti yang juga pernah saya alami. Saya harapkan bahwa dengan tanggung jawab yang lebih besar, mereka akan lebih termotivasi untuk menjadi yang terbaik.

    Apabila dilihat dari umur dan pencapaian yang telah saya hasilkan selama ini, mungkin ini merupakan saat yang tepat bagi saya untuk bermain sendiri di luar Pelatnas. Rencana yang sudah menjadi wacana ini pada akhirnya dapat terwujud pada saat kredibilitas karir saya masih terbilang bagus. Hal ini mengingat pengalaman para senior, yang pada akhirnya dikondisikan untuk mengundurkan diri saat prestasinya pudar atau cidera. Hal ini membuat saya harus berpikir positif dan efektif untuk masa depan saya dan keluarga.

    Namun demikian, tidak dapat dipungkiri fakta bahwa Saya menjadi Saya sekarang ini juga berkat dukungan PB PBSI. Terima Kasih yang tiada habisnya saya haturkan kepada PB PBSI beserta seluruh jajarannya, yang selama ini telah menjadi salah satu bagian terbesar dalam perjalanan hidup saya.

    Dimanapun saya berada, saya akan berjuang demi harkat dan martabat Indonesia, karena Saya percaya, bahwa bukan "Dimana" saya berjuang, tetapi untuk "Siapa" saya tetap berjuang akan selalu seiring dengan misi dari PB PBSI sendiri, yaitu bagi Negara Indonesia.

    Untukmu Indonesiaku,

    Taufik Hidayat
    leer más...

    atlet badminton dan FACEBOOK


    - Hingga saat ini tercatat sedikitnya sekitar 400 atlet bulutangkis terdaftar di situs komunitas sosial; Facebook (Fb). Melalui situs ini, tidak hanya sekedar mengobrol, mereka juga dapat mensharing foto, video, atau melakukan beragam aktivitas lain. Era baru bentuk komunikasi ‘luar lapangan’ telah dimulai.

    Facebook merupakan sebuah komunitas online tempat banyak orang bergabung untuk berbagi minat yang sama, bergabung dengan komunitas tertentu atau terhubung dengan orang lain, termasuk teman-teman lama.

    Facebook telah merambah ke seluruh kalangan, tak terkecuali dunia badminton . Saat ini, kita akan dapat menjumpai banyak pemain top “berkeliaran” di facebook; memposting foto terbaru, video, ide, dan kegiatan yang baru saja mereka lakukan.

    Salah seorang atlet yang menggunakan jasa teknologi ini adalah Peter Gade Christensen. Gade, dan mayoritas pebulutangkis Denmark lainnya telah bergabung dengan facebook.

    ”Facebook memang bagus. Namun karena masih newbie, saya menjaga ketat privasi saya” jelas Gade. “Banyak sekali friend request di facebook saya, dan hampir 99 % nya saya tolak. Buat saya, facebook merupakan sarana yang bagus untuk menghubungkan kita dengan orang lain. Dan tentu saja dapat juga dipergunakan untuk mengetahui berita terbaru mengenai apa yang terjadi dalam hidup orang-orang terdekatmu” lanjut Gade yang juga memiliki website pribadi ini.

    Meski memiliki segudang manfaat positif, namun tak dapat dielakan, selayaknya komunitas online lainnya, facebook juga memiliki sisi negatif. Sejauh ini, para atlet badminton pengguna facebook telah memiliki kiat-kiat untuk meminimalisir dampak negatif tersebut.

    “Tentu saja tidak masalah menggunakan facebook untuk chatting dengan teman atau sekedar memposting foto. Tapi jangan coba-coba memposting foto yang ‘aneh-aneh’, seperti foto dalam keadaan mabuk berat sehari sebelum turnamen berlangsung” kata pemain Inggris, Nathan Robertson.

    Bagi sejumlah atlet, penggunanan facebook telah menjadi sebuah kebiasaan – sebagai sebuah untuk mengatasi padatnya jadwal turnamen dan minimnya interaksi dengan teman atau keluarga di dunia nyata.

    “Saya sih tidak merasa kecanduan facebook” kata Scott Evans, atlet badminton nomer satu Irlandia, “Namun mungkin pacar saya berpikiran lain. Hampir setiap hari saya fesbukan, dan tentu saja, saya menyukainya. Facebook merupakan sarana yang bagus untuk tetap mempertahankan kontak dengan teman dan keluarga, terutama bila kita jarang bertemu dengan mereka”.

    Tidak hanya mewabah di Eropa, pebulutangkis Amerika dan Asia juga beramai-ramai menggunakan layanan ini untuk terhubung dengan banyak orang.

    Trupti Murgunde, pebulutangkis putri India, bergabung dengan facebook karena mengikuti jejak teman-temannya yang sudah lebih dahulu memanfaatkan situs ini, ”Saya mulai merasa kecanduan sejak mengetahui ternyata di facebook juga ada aplikasi lain”.

    Pemain Indonesia juga tak mau ketinggalan menggunakan facebook. Tidak sekedar berinteraksi dengan orang lain, mereka juga memanfaatkan facebook untuk mencari sponsor atau kesempatan bermain (di negara lain?).

    Berikut beberapa pemain bultang yang sudah bergabung di facebook:

    Peter Gade, Pi Hongyan, Boe/Mogensen, Vita Marissa, Greysia Polii, Lee Wan Wah, Ingo Kindervater, Ella Trip, Nathan Robertson, Andrew Smith, Rajiv Ouseph, Hendra Gunawan, Imogene Bankier, Jenny Wallwork, Adriyanti Firdasari, Taufik Hidayat, Jonas Rasmussen, Kamilla Rytter Juhl, Judith Meulendijks, Christina Pedersen, Jan Jorgensen, etc.
    leer más...

    Perjuangan Seorang Liliyana Natsir


    liliyana-natsir . .
    Di usia 12 dia meninggalkan rumah sebagai pemula. Di usia 21 dia kembali ke rumah sebagai jutawan
    Di usia 12 dia memutuskan meninggalkan sekolah. Di usia 21 dia salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia–ganda campuran adalah spesialisasinya. Di kancah internasional, Liliyana Natsir menempati peringkat kedua dunia untuk ganda campuran.

    Sembilan tahun Liliyana “menukarkan” hidupnya dengan bulu tangkis. Sembilan tahun bulu tangkis menjadikan dia bintang yang naik-turun podium kehormatan. “Orang tua saya menghargai keputusan saya meninggalkan sekolah. Syaratnya harus serius,” ujarnya kepada Tempo.

    Gadis asal Manado itu mematuhi syarat orang tuanya, Beno Natsir dan Olly Maramis. Hasilnya? Sepanjang kurun 2000-2001, dia memenangi berbagai kejuaraan di tingkat nasional nomor ganda putri. Dia menjadi finalis Singapura Terbuka pada 2004 dan Swiss Terbuka 2005 serta semifinalis All England 2005.

    Bersama pasangannya, Nova Widhianto, Liliyana menjuarai Indonesia Terbuka 2005, SEA Games 2005, dan Asian Badminton Championship 2006. Tak diunggulkan pada Kejuaraan Dunia di Anaheim, Amerika Serikat, pada 2005, Liliyana-Nova membawa pulang gelar juara.

    “Terharu dan bangga bisa ngasih emas buat negara,” ujarnya kepada Tempo. Seusai dia berlaga, Beno dan Olly meneleponnya, menyatakan betapa bangga keduanya kepada putri kecil mereka.

    Saat ke Amerika, dia satu-satunya atlet putri dalam kontingen bulu tangkis Indonesia. Toh, Liliyana tidak jengah. Gadis belia ini amat tomboi dalam penampilan sehari-hari. Rambutnya pendek, dicat merah. Lemari bajunya dipenuhi kaus dan jins. Harum parfum Calvin Klein yang masih menunjukkan identitas kewanitaannya.

    Lahir di Manado, Sulawesi Utara, 9 September 1985, Liliyana datang dari keluarga pencinta bulu tangkis. Di waktu senggang, dia bersama ibu dan pembantunya kerap mengisi waktu dengan bermain badminton di depan rumah. Melihat bakat dalam diri si putri bungsu, orang tuanya mendaftarkan dia ke klub PB Pisok di Manado.

    Pada 1997, dia hijrah ke klub PB Tangkas di Jakarta. Usianya 12 tahun ketika itu. Bagi seorang gadis kecil, sendirian dan jauh dari keluarga ibarat prahara. Tiap malam, Liliyana kenyang menangis. Kerap dia tergoda untuk menyerah dan kembali ke Manado.

    Kala itu, Liliyana menjadi atlet paling kecil di klub. Para seniornya di klub, yang kebanyakan dari suku Batak, memanggilnya dengan nama kesayangan Butet.

    Genap setahun merantau, Butet pulang ke Manado untuk berlibur. Suasana rumah yang hangat membuatnya enggan kembali ke Jakarta. Tapi ibunya dengan tegas melarang. “Mereka bilang sudah kepalang tanggung,” Butet menirukan ucapan kedua orang tuanya.

    Kerja keras gadis kecil itu tidak sia-sia. Dia dipanggil masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) pada 2002. Tujuh jam tiap hari Butet berlatih di hall bulu tangkis Cipayung. Dan mencatatkan prestasi demi prestasi.

    Olahraga bulu tangkis mengalirkan penghasilan jumbo untuk Butet. Rekening pribadinya berisi hingga miliaran rupiah. Kontrak per tiga bulannya di pelatnas saja mencapai Rp 100 juta. Kakaknya, Kalista Natsir, seorang dokter, sempat “iri”. Dan siapa yang tidak?

    Di usia semuda itu, dengan modal pendidikan hanya sekolah dasar, Butet mampu membeli mobil Nissan X-Trail. Dua pekan lalu, dia mendapat satu mobil Yaris sebagai bonus prestasi. Nona Manado ini berniat membeli sebuah rumah di Cibubur. “Penghasilanku lebih dari cukup,” ujarnya.

    Semua ini harus dibayar mahal dengan latihan ketat setiap hari yang kerap membosankan. Butet memupus rasa bosan dengan nonton film, jalan-jalan ke mal, atau makan di luar bersama kawan-kawannya.

    Sesekali dia mengisi akhir pekannya dengan dugem atau bermain biliar. Ditemani secangkir kopi, Lilyana betah berjam-jam menyodok bola biliar. Dia juga gemar bermain game di komputer atau menonton televisi di kamarnya yang berukuran 4 x 4 meter persegi.

    Liburan panjang dan Natal adalah saat yang amat dia nantikan. Butet pasti pulang kampung. Semua masakan Manado dilalapnya, termasuk sup tikus hutan. Dia menyimpan cita-cita menjadi seorang pelatih. Tapi memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.

    “Sudah terlalu banyak ketinggalan kalau harus mulai dari awal,” ujarnya. Dia menukarkan pendidikannya untuk bulu tangkis. Boleh jadi, tidak sia-sia: bulu tangkis membawa Liliyana Natsir menjelajahi dunia jauh sebelum usia 21.
    leer más...

    Profile Lengkap My Idol ( Liliyana Natsir )


    Nama : Liliyana Natsir
    Panggilan : Butet / yana
    TTL : Manado, 9 September 1985
    Agama : Kristen Katolik
    Orangtua : Beno Natsir & Olly Maramis
    Postur : 168 cm / 58 kg
    Makanan Fav : Masakan Manado
    Music Fav : R n B
    Games Fav : Adventure & Balap Mobil
    Asal klub : Tangkas Jakarta
    Pasangan Ganda Campuran (XD): Nova Widianto
    Pasangan Ganda Wanita (WD): Vita Marissa

    Some of her achievements in Badminton Competitions :
    2004
    Champion of Aviva Singapore Open(XD)

    2005
    Runner-up Swiss Open (XD)
    Winner of World Championship XIV (XD)
    Winner of Djarum Indonesia Open (XD)
    Champion in SEA Games (XD)
    Juara World Camphionship (XD)

    2006
    Juara Asian Badminton Championships (XD)
    Juara Singapore Open (XD)
    Juara Chinese Taipei Open (XD)
    Juara Yonex Korea Open 2006 (XD)
    Runner-up Yonex Sunrise Hongkong Open 2006 (XD)
    Runner-up Yonex Japan Open (XD)

    2007
    Runner-up Djarum Indonesia Super Series (XD)
    Juara China Super Series (WD)
    Juara Bingo Bonanza Philippine Open (XD)
    Juara World Championship XVI (XD)
    Juara Yonex Open Japan Super Series (XD)
    Runner-up Yonex Chinese Taipei Grand Prix (WD)
    Juara China Open Super Series (XD)
    Juara Yonex-Sunrise Hongkong Super Series (XD)

    2008
    Runner-up Yonex All England Super Series (XD)
    Runner-up Badminton Asia Championships (XD)
    Juara Singapore Open Super Series (XD)
    Juara Indonesia Open (WD)
    runner-up Beijing Olympic(XD)
    runner-up final SS *Malaysia* (WD & XD)

    2009
    Juara Malaysia open (XD)
    Runner Up WorldCampions (XD)
    Juara Perancis open (XD)
    Runner Up Hongkong Open (XD)

    *Yang kita masukin HANYA yang juara dan runner-up, belum termasuk pertandingan yang tidak juara, SEA GAMES, dan pertandingan beregu (mis: Uber Cup, Sudirman Cup, dll)

    -VIDEO-

    *PENYERAHAN MEDALI PERAK BEIJING OLYMPIC CAB MD
    http://www.youtube.com/watch?v=fNr62tIv7wA

    *EMPAT MATA
    1.empat mata thomas uber
    http://youtube.com/watch?v=YGPGqRDqq4g

    2.empat mata kebangkitan nasional
    http://youtube.com/watch?v=Pz8wr_Bivt4

    3.empat mata LN-VM
    http://www.youtube.com/watch?v=4QgUqb-AZYo
    http://www.youtube.com/watch?v=x12B6Ak2P1Q
    http://www.youtube.com/watch?v=Hrika4M0Mbc

    *CERIWIS
    Ceriwis 26 Jun 08
    http://www.sendspace.com/file/9b3j8o
    http://www.sendspace.com/file/8ychty
    http://www.sendspace.com/file/fdhue8
    http://www.sendspace.com/file/f9ie85
    http://www.sendspace.com/file/hks6vy

    *final UBER CUP (marissa/natsir VS yang/zhang)
    http://youtube.com/watch?v=fLfU3lSiK-A

    *kick andy
    http://www.kickandy.com/videofeature.asp?id=28&tipe=KICK%20ANDY&judul=Dengan%20Raket%20Membela%20Negara


    =LIVE STREAMING=
    Services from Videoland Sports

    LILIYANA PULANG KE MANADO

    JAKARTA - Wajahnya terlihat sumringah saat tiba di Tanah Air setelah menempuh perjalanan jauh dari AS. Tidak terlihat lelah sedikitpun. Itu memang wajar bagi seorang Liliyana Natsir. Kurang dari setahun bermain di ganda campuran, dia telah masuk ke jajaran elit pemain dunia, setelah menjadi juara dunia bersama Nova Widiyanto.
    Saat bermain di ganda putri, dia kurang berprestasi. Satu-satunya gelar yang cukup membanggakan dirinya, adalah juara PON Sumatera Selatan tahun lalu. Bersama rekan satu daerahnya, Nathalia Poluakan, dia mempersembahkan medali emas pertama untuk Sulawesi Utara.
    Dia pun disanjung di mana-mana. Lilyana memang pantas mendapatkan hal itu. Perjuangannya merebut gelar juara dunia ganda campuran pertama kali bagi Indonesia setelah 25 tahun, memang cukup berat. Dia harus melalui hadangan beberapa pemain top dunia. Butet, sapaan pemain yang tahun ini berusia 20 tahun itu, merupakan satu-satunya pemain putri Pelatnas yang berangkat ke Anaheim, AS untuk mengikuti Kejuaraan Dunia.
    Atas gelar itu, dia mendapat dispensasi dari Pelatnas. Dia boleh pulang kampung. Pemain asal klub Tangkas Bogasari akan pulang ke Manado, Sulawesi Utara, mengucap syukur bersama keluarga. Selama di Pelatnas, dia hanya bisa libur dan pulang kampung saat merayakan Natal.
    Saya akan pulang ke Manado sebentar, katanya akan ada penyambutan di sana. Selain itu juga ingin mengucap syukur bersama keluarga, ujar Liliyana.
    Pulang kampung, bertemu keluarga meski hanya dua-tiga hari dan mengucap syukur bersama merupakan impiannya. Saya ingin berkumpul dengan keluarga, bertemu mama dan papa sebelum melanjutkan latihan untuk mempersiapkan Indonesia Terbuka. Setelah ini tidak ada kesempatan lagi, katanya.
    Kesempatan pulang kampung yang hanya singkat, mungkin hanya dua atau tiga hari, akan dimanfaatkan untuk berkumpul dan bersenang-senang dengan keluarga sebelum kembali untuk berlatih di Jakarta. Biasanya orang Manado kalau sudah berkumpul pasti pesta, ujarnya dengan nada riang.
    Target berikutnya setelah juara dunia, adalah merebut gelar juara Indonesia Terbuka, yang akan digelar bulan depan. Tahun lalu, Nova/Liliyana dihentikan di babak semifinal oleh pasangan Cina Zhang Jun/Gao Ling.
    Setelah itu, dia ingin menyumbang medali pada Asian Games tahun depan serta menjuarai All England yang tahun ini gagal mereka raih. Kemarin sudah hampir sampai ke final tetapi gagal, mudah-mudahan tahun depan
    berhasil, ujarnya.
    Satu kegembiraan yang bakal dia dapat lagi, tepat pada Hari Olahraga Nasional, 9 September mendatang, Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault rencananya akan memberinya bintang penghargaan atas prestasi yang diraihnya. Pada tanggal itu, dia tepat berusia 20 tahun. (W-11)
    leer más...
     
     

    Diseñado por: Compartidísimo
    Scrapping elementos: Deliciouscraps©