semoga bermanfaat buat yg baca . ambil sisi positifnya n buang sisi negatifnya .
Lets See --->
Mmm, mungkin ini hanyalah satu masukan “ngga penting” yang dikemukakan seorang badmintonlovers seperti saya. Kemarin saya sempat dikirimi sms dari BL lain yang isinya menyatakan bahwa Kak Ahsan merasa risih dengan tingkah polah BL yang berlebihan, padahal dia merasa bukan dan belum menjadi apa-apa, dia merasa sama-sama manusia biasa tapi kenapa “harus memiliki fans, diuber-uber, sampe dijahili”.
Hmm, mungkin Kak Ahsan ngga sepenuhnya menyalahkan kehadiran BL yaa.. mungkin dia hanya merasa risih saja dengan segala perlakuan itu karena sebelum menjadi atlet yang tenar seperti sekarang, dia hanyalah orang biasa. Dan ketika dihadapkan pada kenyataan bahwa sekarang dia memiliki fans yang cukup banyak dengan segala perlakuan para fans yang ‘segitunya’, dia jadi jengah dan kesal sendiri. Kita harus maklumi lah kalau kemudian Kak Ahsan memberi ‘ultimatum’ (ceilee bahasanya hehe) pada kita para BL, bahwa rasa ingin tahu kita yang cukup besar akan kehidupan para atlet, harap diredam. Karena dia merasa tak ada yang berbeda atau istimewa antara kehidupannya dengan kehidupan kita sebagai orang awam. Bedanya cuma satu, dia hanya lebih sering masuk koran karena prestasinya di bidang bulutangkis, daripada kita yang lebih sering masuk koran karena berita orang ilang, hehe piss.. ^^ becanda
Begitupun ketika sempat kak febe menyampaikan keluhannya di twitter dengan bahasa yang cukup menghenyakkan kita sebagai BL. Kita ngga nyangka kata-kata yang cukup kasar itu muncul dari ketikan tangan kak febe, kita ngga percaya, tapi kita kan juga ngga tau kebenarannya.. mungkin itulah klimaks dari kemarahan kak febe. Kak febe mungkin aja ngga marah karena kritikan, karena pada dasarnya setiap manusia harus mau menerima kritikan sebagai bentuk intropeksi untuk yang akan datang. Hanya saja ‘mungkin’ (mungkin loh yaa..) ada dari kita (atau mungkin pihak2 yang mengaku sebagai BL) yang menyulut api duluan dengan menyampaikan kritikan dengan bahasa yang kurang sopan dan cukup membuat orang naik darah. Harusnya sebagai masyarakat Indonesia yang berbudaya dan bertata krama, kita sudah tau dong dengan tata cara berpendapat dan mengkritik. Usahakan apa yang kita tuturkan tidak menyinggung perasaan orang lain, apapun bentuk tuturan itu (apakah itu berupa status, sms, atau omongan langsung). Bahasakan dengan santun dan sopan. Misalkan aja kalo kita ‘agak’ kecewa dengan penampilan salah satu atlet, jangan serta merta kita banjiri dengan makian, “Apaan tuh, maen ngga punya semangat, malu-maluin aja. Ngga usah maen aja kalo gitu, udah capek2 dukung tereak2 malah kalah. Huuu…”
Coba kalau kita yang ada di posisi si atlet, dengar komen seperti itu pasti rasanya nyesek banget kan?! Sakit hati, udah down makin down jadinya.. semacam itulah yang mereka rasakan. Dalam benak mereka, mereka udah berusaha sebaik mungkin, hanya saja mereka kurang beruntung dan memang harus mengakui kekalahan itu. Mereka hanya butuh dukungan moril dari kita untuk bisa bangkit kembali dan memberikan kebanggaan di hati BL dan Negara, namun ketika mereka malah dihina2, mereka jadi tidak terima dan mengungkapkannya dalam bentuk2 yang cukup mengagetkan.
Alangkah indahnya jika kita bisa menyampaikan kritik secara bijak dan lebih merendah (secara ada di antara kita yang belum tentu maen bultangnya sebagus atlet2 itu kan, hehe). Misalnya: “Kak, tadi mainnya bagus loh, udah lebih baik dari kemarin. Tapi kayaknya tadi kakak keliatan kehabisan tenaga yah? Mmm, aku ngga ngerti2 amat soal dunia atlet sih, tapi dari referensi2 tentang dunia bultang yang pernah aku baca, biar ngga cepet kehabisan tenaga katanya latihan fisik kudu lebih ditingkatin ya kak?! Hehe. Kalo salah maap ya kak.. Pokoknya semoga pertandingan selanjutnya kakak menang menang menang teruusss dah. Amin! Hehe.”
Hmm, liat perbandingannya. Meskipun mungkin mereka (baca: atlet) tak menyampaikan bentuk ekspresinya secara terang2an (yaeyyalaahh.. emangnye face to face.. hehe), dan belum tentu juga kita tahu bagaimana respon mereka terhadap kritikan membangun kita tersebut, paling tidak kita sudah berusaha menyampaikan uneg2 kita secara lebih halus disertai dengan sedikit advice yang (siapa tahu) cukup membantu. Motivasi mereka untuk menang di kesempatan selanjutnya bakal semakin meningkat dengan dukungan2 moril, bukannya hinaan yang menjatuhkan.
Nggak hanya atletnya langsung yang agaknya merasa terganggu, namun juga anggota keluarganya. Mmm, ambil aja contoh Kak Kalista, kakaknya Kak Butet. Liat deh wallnya, mayoritas yang menuh2in tuh kita sebagai bl, terutama para BHS. Pasiennya? Anggota keluarganya? Hmm, bisa diitung dengan jari. Tapi Kak Kalista (alhamdulillah.. ) ngga pernah ngeluh akan dominasi BL di FB nya (apa seehhh??!! Whehehe). Dia asik2 aja dengan ulah fans2 adeknya yang rajin ngewall di tempatnya, rajin komen statusnya (meskipun kadang statusnya ngga ada hubungannya sama butet, hehe), rajin ngirim message ke dia-tanya2 detil tentang butet laah.. dia asik2 aja. Sampe akhirnya kekesalannya memuncak (ceileehh.. cerita Brama Kumbara ni???? Hehe). Saking seringnya ditanyain Butet punya FB pa engga, sampe ditanyain perihal kebiasaan Butet, Kak Lista akhirnya menulis status yang intinya “UNTUK PARA FANS BUTET, BUTET NGGA PUNYA FB. UDAH BOSEN DITANYAIN GINI MULU. BERASA CAPEK JADI KAKAKNYA MESTI NGELADENIN PERTANYAAN ANEH2 KAYA GINI.” Yah intinya gitu lah saya lupa aselinya kaya gimana hahaa
Waduh waduh, Kak Lista kayaknya juga mulai jengah dengan pertanyaan2 seputar adiknya. BL-BHS, Kak Lista juga punya kehidupan sendiri loh, dia punya suami dan calon anak, dia juga punya temen2, punya kerabat2.. Ada saat dimana kita patut dan wajar menitip salam kita pada Kak Lista untuk disampaikan ke Kak Butet, tapi ada saat juga dimana Kak Lista butuh untuk menjalani kehidupannya sendiri dan ngga terus2an dicampuri dengan urusan adiknya. Kak Lista tuh menjalani “profesi” sebagai seorang istri, seorang calon ibu, seorang anak, seorang menantu, seorang kakak (dari adiknya yang kita kagumi ituu.. hehe) serta seorang dokter.. banyak banget kan?! Untuk itulah sebaiknya kita juga memahami privacy dari anggota keluarga atlet yang bersangkutan. Ada satu sisi kehidupan atlet tersebut yang bisa mereka bagi pada kita, namun ada juga sisi kehidupan atlet yang tidak bisa mereka bagi.
Yah kayaknya kembali lagi deh ke awal, bahwa mereka (para atlet dan keluarga atlet) intinya tidak merasa sebagai artis ato orang terkenal yang pantas dielu2kan. Tapi bagi kita sebagai fans mereka, mereka sangat pantas dielu2kan karena merekalah inspirator kita. Jadi ketika mereka dihadapkan pada situasi dimana para fansnya selalu ingin tahu akan kehidupaannya, mereka agak kaget, bingung, jengah, dan risih. Mereka terima untuk dikagumi oleh kita, selama masih dalam batas wajar. Sekedar kasih dukungan positif, minta fobar, minta ttd, excited waktu ketemu, sampe pingsan, masih boleh laahh.. (lha?! Hehe). Tapi kalo udah sampe ‘meneror’ lewat telpon, message terus menerus, status yang kurang sopan, hmm.. itu udah keterlaluan namanya.. kita hargailah kehidupan mereka.. niscaya mereka (insyaAllah) juga akan menghargai kita sebagai fans2 mereka. Meskipun mungkin bentuk penghargaan mereka hanya bisa diwujudkan lewat sikap ramah mereka kepada kita kalau suatu waktu ketemu, lewat permainan2 cantik mereka di lapangan demi tidak mengecewakan para fansnya yang udah tereak2 kasih dukungan sampe suara abis hehee.. who knows lah dengan semua itu?! Cuma mereka sendiri yang tahu bagaimana cara menghargai para penggemarnya dengan baik.. :D
Oia sekedar info, note ini dibuat bukan untuk menyindir siapapun.. yah kita introspeksi diri kita masing2 lah, saya pasti juga pernah khilaf tanpa sengaja melakukan peneroran itu.. untuk itu saya mohon maaf.. hehe
Semoga dengan sedikit masukan ini, BL bisa tetep akur, rukun, kompak, always mendukung atlet2nya serta berani menyampaikan kritik dengan bahasa santun.. so, dijamin BL akan jadi satu komunitas besar yang dihormati komunitas lain atas kesantunan, keramahan, dan kekompakannya.. Kalo udah gitu kan makin bangga rasanya jadi BL.. :D
nah , gmn penpadat kalian ?
sblm nama baik BL makin tercemar so, intropeksi diri mulai dari hal yang paling kecil gak usah kritik klo emang kalian gak mampu kayak atlet yg bersangkutan klopun mau kritik, kritiklah yg sopan kalian mungkin gak tau situasi & kondisi dr atletnya siap untuk menerima kritik ato nggak . intinya saling menghargai satu sama lain itu penting ! PEACE LOVE & RESPECT

0 comments:
Post a Comment
LEAVE YOUR COMENT Please After You Read :)